Identifikasidapat dilakukan dalam dua cara yaitu secara spektroskopi maupun secara reaksi kimia. Percobaan ini akan menggunakan cara yang kedua yaitu identifikasi struktur senyawa organik melalui reaksi kimia. Dalam uji karakteristik kimia digunakan pereaksi kimia tertentu yang dapat bereaksi secara selektif dengan gugus fungsional organik.
Laporan Praktikum Kimia Dasar Pemisahan dan PemurnianLaporan Praktikum Kimia Dasar Pembuatan LarutanLaporan Praktikum Kimia Dasar KromatografiLaporan Praktikum Kimia Dasar StoikiometriLaporan Praktikum Kimia Dasar Laju ReaksiLaporan Praktikum Kimia Dasar Sifat-Sifat Unsur BAB I Latar Tujuan PraktikumBAB II TINJAUAN PUSTAKABAB III METODOLOGI Alat dan Alat – Bahan – Prosedur PercobaanBAB IV HASIL DAN Tabel Hasil Pelarut Pelarut PembahasanBAB V SaranDAFTAR PUSTAKA BAB IPENDAHULUAN Latar Belakang Kromatografi adalah salah satu bentuk metode pemisahan campuran dimana metode ini menggunakan sistem dua fase, yakni fase diam dan fase gerak. Fase diam pada umumnya berupa padatan sedangkan fase gerak merupakan cairan atau gas. Kromatografi dapat digunakan pada skala kecil seperti laboratorium. Kromatografi dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada jenis fase gerak dan mekanisme pemisahannya. Jika ditinjau dari fase geraknya meliputi kromatografi cair, kromatografi gas, kromatografi adsorpsi, dan kromatografi partisi. Jika ditinjau dari mekanismenya meliputi kromatografi pertukaran ion dan kromatografi gel. Jika ditinjau dari fase stasionernya berupa kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis, dan kromatografi kertas. Dalam kromatografi pemisahan komponen komponennya dapat kita lihat dengan cara menghitung faktor retensi Rf. Rf itu sendiri adalah nilai dari pembagian jarak tempuh komponen terhadap jarak tempuh pelarutnya. Harga Rf dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis pelarutnya, suhu, sifat dari campuran itu sendiri, serta properti dari fase diamnya. Seperti misalnya dalam kromatografi kertas jenis kertas yang digunakan mempengaruhi harga Rf nantinya. Kromatografi memiliki peran besar dalam industri yang berbasiskan ilmu kimia terutama dalam bidang industri kimia seperti pembuatan pupuk, pestisida, dan insektisida seperti DDT di air tanah dan PCB polychlorianated biphenyls. dikeluarkan dengan bantuan kromatografi lapis tipis. Oleh karena itu perlu kita lakukan praktikum kali ini untuk mengetahui komponen-komponen dan dari tinta spidol biru hijau dan merah saat dipisahkan dengan teknik kromatografi kertas mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap hasil kromatografi dan mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas. Tujuan Praktikum Untuk mengetahui jarak masing-masing benda setelah pelarut merembet ke mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap hasil mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas. BAB IITINJAUAN PUSTAKA Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang didasarkan pada perbedaan partisi zat pada fase diam dan fase gerak. Tujuan kromatografi preparatif biasanya untuk memisahkan senyawa dalam campuran dan kromatografi analitik digunakan untuk mengetahui perbandingan senyawa dalam suatu campuran. Kromatografi dibagi menjadi dua yaitu kromatografi preparatif dan kromatografi analitik. Dan juga memang terdapat banyak metode pemisahan tetapi kromatografi sendiri dikerjakan dan lebih sering dilakukan karena metode ini dapat dilakukan dengan sederhana dan cepat yaitu hanya dengan beberapa menit saja dan hanya menggunakan peralatan yang relatif sederhana Sastroamidjojo, 1985. Kromatografi juga merupakan suatu metode pemisahan yang belakangan ini banyak digunakan. Dibandingkan dengan metode lain seperti destilasi, kristalisasi, ekstraksi, pengendapan, dan lain sebagainya. Kromatografi mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan hal yang lebih sederhana terutama penggunaan waktu yang singkat, mempunyai kepekaan yang tinggi, serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi. Metode ini dapat digunakan bila metode lain tidak dapat atau sulit dilakukan misalnya karena jumlah cuplikan yang sangat sedikit ataupun campuran yang kompleks Chang, 2005. Fase diam Fase Stasioner dan fase gerak mempunyai arti masing-masing. Fase diam merupakan salah satu fase komponen yang penting di mana terjadinya perbedaan kromatografi karena adanya interaksi dengan fase diam yang menyebabkan terjadinya perbedaan waktu retensi Rf dan terpisahnya komponen-komponen dari suatu senyawa. Fase gerak merupakan pembawa anlit dapat bersifat berinteraksi dengan analitik tersebut. Fase gerak dapat berupa bahan cair dan berupa gas yang umumnya dapat dipakai sebagai gas nyawa yang mudah menguap. Fase diam juga merupakan proses yang dilalui oleh fase gerak untuk mengetahui jarak antara noda dengan jarak pelarutnya Basri,2003. Kromatografi sendiri juga bisa dibedakan menjadi beberapa jenis didasarkan pada teknik kerja yang dapat digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut 1. Kromatografi kolom merupakan metode terbaik untuk melakukan pemisahan campuran dalam jumlah yang besar di mana fase gerak nya dapat berupa zat cair dan fase diam nya dapat berupa zat padat. 2. Kromatografi kertas adalah kromatografi yang merupakan teknik suatu pemisahan di mana fase diam nya berupa zat cair. Salah satu zat padat dapat digunakan untuk menyokong fase diam yaitu contohnya bubuk dilakukan pemisah antara asam amino dan peprida. Peprida yang merupakan hasil hidroksida protein dengan suatu cara di mana kolom yang berisi bubuk diganti dengan lembaran-lembaran kertas dan kemudian diletakkan dalam bejana tertutup yang berisi oleh uap penuh. Larutan ini adalah air yang di sokong oleh molekul selulosa dari kertas tersebut. Fase gerak ini biasanya merupakan campuran dari satu atau dari lebih dari satu Pelarut atau beberapa organikdan air. 3. Kromatografi gas merupakan metode kromatografi yang dinamis untuk memisahkan dan sebagai pendeteksi senyawa senyawa yang mudah menguap dalam suatu campuran. Pemisahan pada kromatografi gas ini didasarkan senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solute dengan fase diam yang terjadi fase gerak pada kromatografi gas ini dapat berupa gas yang akan mengetahui solute dari ujung kolom lalu akan menghantarkan kepada detektor yang ada. 4. Kromatografi lapis tipis merupakan suatu proses pemisahan yang di mana terdapat fase gerak yang dapat berupa zat cair, sedangkan fase diam nya berupa zat padat. Pada Kromatografi lapis tipis ini, berfungsi untuk pemisahan secara kuantitatif yang cepat dan sering digunakan dengan menggunakan mikroskop Khopkar, 2008. Kromatografi sendiri bekerja dengan satu prinsip dasar yaitu jumlah zat yang berbeda-beda untuk masing- masing komponen pada waktu tertentu. Pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi ini dapat terjadi antara fase atau apabila suatu molekul maupun senyawa nya memiliki sifat- sifat yang berbeda, diantaranya adalah memiliki kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut, memiliki sifat kelarutan atau sifat untuk berkaitan yang berbeda, dan memiliki sifat mudah menguap pada temperatur yang berbeda pula Basri, 2003. Terdapat beberapa faktor yang dapat mengin pengaruhi nilai Rf Kromatografi kertas, Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut a PelarutNilai Rf Sendiri juga disebabkan oleh pentingnya koefisien dari suatu partisi, maka perubahan yang sangat kecil dalam komposisi suatu Pelarut dapat menyebabkan perubahan harga Rf. Maka dari itu komposisi dari suatu Pelarut juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi harga faktor retensi. b SuhuSuhu juga dapat mempengaruhi harga faktor Atensi karena perubahan yang terjadi pada suhu juga dapat merubah suatu koefisien partisi dan juga kecepatan aliran. c Ukuran dari bejanaRedensi Perambatan lebih lama seperti perubahan komposisi Pelarut sepanjang kertas, maka kau efisien dari komposisi mempengaruhi harga Rf. d KertasPengaruh utama dari kertas yang dapat mempengaruhi harga Rf adalah karena timbulnya perubahan ion dan serapan yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas sangat mempengaruhi kecepatan aliran dan juga sangat mempengaruhi pada keseimbangan-keseimbangan partisi itu sendiri. e Sifat dan CampuranBerbagai senyawa mengalami partisi di antara volume-volume yang sama dari Fase tetap dari bergerak Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik Dari Kelarutan satu terhadap lainnya hingga terhadap harga Rf.Chang, 2005. BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN Alat dan Bahan Alat – alat Gelas kimia 100 MlPenjepit tabung ReaksiGuntingPenggarisPensilStopwatchBulbPipet volume 10 mLBotol semprot Bahan – bahan Tinta spidol biruTinta spidol hijauTinta spidol merahKertas saringAquadestAlkoholn-heksana Prosedur Percobaan Dipotong kertas persegi panjang kertas saring dengan panjang 10 cm dan lebar 2 cmDiberi garis batas sekitar 1 cm dari batas bawah dan batas atas kertasDiberi noda titik titik spidol warna biru pada garis batas kertas tersebut kedalam gelas kimia yang telah diisi dengan aquadest yang tinnginya sekitar 0,5 cm sedemikian rupa sehingga posisi kertas tercelup dengan aquadestDibiarkan hingga aquadest merembes naik selama 3 menit, hingga 1 cm di bawah batas atas kertas, ambil dan jarak yang ditempuh pelarut dan komponen-komponen noda yang harga Rf dari masing-masing langkah diatas untuk tinta warna hijau dan langkah diatas pula dengan menggunakan pelarut masing-masing alkohol dan n-heksana. BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Hasil Pengamatan Tabel Hasil Pengamatan Perhitungan Pelarut Aquadest a. Tinta Biru Noda Biru \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,777 \end{aligned} Noda Ungu \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,333 \end{aligned} b. Tinta Hijau Noda Biru \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 934 \end{aligned} Noda Hijau \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,739 \end{aligned} Noda Kuning \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,326 \end{aligned} c. Tinta Merah Noda Merah Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,155 \end{aligned} Noda Jingga \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,444 \end{aligned} Pelarut Alkohol a. Tinta Biru Noda Biru Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,277 \end{aligned} Noda Biru Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,333 \end{aligned} b. Tinta Hijau Noda Biru Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,882 \end{aligned} Noda Hijau Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,294 \end{aligned} Noda Hijau Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,588 \end{aligned} c. Tinta Merah Noda Merah Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,7 \end{aligned} Noda Jingga \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,25 \end{aligned} Pelarut n-heksana a. Tinta Biru Noda Biru Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0 \end{aligned} b. Tinta Hijau Noda Hijau Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0 \end{aligned} c. Tinta Merah Noda Merah \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0 \end{aligned} Pembahasan Kromatografi kertas merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk memisahkan zat atau bahan kimia yang telah tercampur dan berwarna, terutama pigmen. Hal ini juga dapat digunakan untuk menganalisis warna primer atau Sekunder pada percobaan dengan menggunakan tinta. Pada praktikum kali ini, kromatografi dilakukan pemisahan komponen- komponen warna yang berbeda. Dalam praktikum kali ini, digunakan warna merah, biru, dan hijau. Pada praktikum kali ini, dilakukan tiga kali percobaan. Percobaan pertama menggunakan bahan pelarut aquades dengan cara mencelupkan kertas yang sudah dipotong dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 2 cm. Serta telah diberi garis batas dengan jarak 1 cm dari batas bawah. Kemudian, diberi noda pada garis tersebut dan ditunggu selama kurang lebih 3 menit. Pada percobaan pertama, tinta biru menghasilkan noda berwarna biru dan ungu. Tinta hijau menghasilkan noda berwarna biru, hijau, dan kuning. Tinta merah menghasilkan noda berwarna merah jambu, jingga, dan kuning. Pada percobaan kedua, dilakukan langkah langkah yang sama seperti pada percobaan pertama, namun dengan menggunakan alkohol sebagai pelarutnya. Pada percobaan kedua, tinta biru menghasilkan noda biru muda dan biru tua, tinta hijau menghasilkan noda berwarna biru muda, hijau muda, dan hijau tua. Tinta merah menghasilkan noda berwarna merah jambu dan jingga. Pada percobaan yang ketiga, Dilakukan langkah yang sama, dan n-heksana Yang berperan sebagai pelarutnya. Tinta biru menghasilkan noda berwarna biru, tinta hijau menghasilkan sudah berwarna hijau, dan tinta merah menghasilkan noda berwarna merah. Pada praktikum kali ini, didapatkan hasil perhitungan Rf yaitu pada percobaan pertama noda biru sebesar 0,777, noda ungu sebesar 0,333. Pada tinta hijau dihasilkan Rf dari noda biru sebesar 0,934, noda hijau sebesar 0,739, dan noda kuning sebesar 0,326. Pada tinta merah, dihasilkan 3 Rf, Yang pertama noda merah jambu sebesar 0,155, noda jingga sebesar 0,444, dan noda kuning sebesar 0,666. Kedelapan Rf tadi merupakan Pelarut aquades. pada pelarut alkohol, Dihasilkan tujuh nilai Rf. Pada tinta biru, noda biru muda memiliki nilai Rf sebesar 0,277, dan noda biru tua sebesar 0,666. Pada tinta hijau, dihasilkan 3 Rf, yaitu noda biru muda sebesar 0,802, noda hijau muda sebesar 0,294, dan noda hijau tua sebesar 0,588. Pada pelarut n-heksana, diperoleh tiga harga Rf yaitu noda biru tua bernilai 0, noda hijau tua juga 0, dan noda merah memiliki Rf sebesar 0. Prinsip percobaan pada praktikum kali ini adalah prinsip like dissolves like. Prinsip ini merupakan sebuah prinsip kelarutan dimana suatu zat hanya akan larut pada Pelarut yang sejenis. Dengan kata lain, zat yang bersifat polar hanya akan larut pada pelarut yang pulang juga dan begitu juga dengan zat non polar yang hanya akan larut pada pelarut yang non polar juga. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai Rf yaitu sebagai berikut a Pelarutb Ukuran dari bejanac Kertasd Sifat dari campuran Dalam praktikum kali ini, terdapat alat-alat yang memiliki fungsi yaitu, gelas kimia 100 ml yang berfungsi sebagai tempat atau wadah pelarut, penjepit tabung yang berfungsi untuk menjepit kertas sarung saat akan diciptakan kedalam pelarut, pensil berfungsi untuk membuat garis batas bawah pada kertas saring, penggaris berfungsi untuk mengukur ukuran kertas saring, gunting berfungsi untuk memotong kertas saring yang diukur, stopwatch digunakan untuk menghitung waktu, pipet volume berfungsi untuk mengambil 10 ml larutan, bulb merupakan pasangan pipet volume untuk mengambil larutan. Dalam praktikum kali ini, terdapat bahan bahan yang memiliki fungsi yaitu tinta spidol merah, biru, dan hijau berfungsi sebagai noda yang akan bergerak saat proses kromatografi berlangsung. Kertas saring sebagai tempat berjalannnya noda, aquades berfungsi sebagai pelarut, alkohol sebagai pelarut, & n-heksana juga berfungsi sebagai pelarut dalam percobaan kali ini. Fungsi perlakuan dalam percobaan kromatografi kali ini antara lain diukurnya kertas Saring dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 2 cm berfungsi agar masing masing kertas saring memiliki ukuran yang sama. Diberi noda atau pada kertas saring menggunakan tinta spidol juga untuk menentukan sampel komponennya. Dimasukkan kertas saring ke dalam gelas kimia 100 ml untuk memulai proses penguraian. Menggunakan berbagai macam pelarut yang berbeda adalah untuk dapat mengetahui sifat dan perubahan warna dan diukur. Menggunakan penggaris adalah untuk mengetahui jarak yang ditempuh komponen dan Pelarut setelah proses telah terjadi. Faktor kesalahan yang terjadi dalam praktikum kali ini adalah saat akan mencelupkan kertas saring ke dalam gelas kimia yang sudah diisi dengan aquades 10 ml, kertas saring menempel pada dinding kelas kimia, sehingga pada saat aquades merembes naik ke atas kertas saring, komponen menyebar tidak merata dan hasilnya kurang akurat, sehingga praktikkan harus mengulang lagi proses mencelupkan kertas saring nya. Hal ini terjadi karena kurangnya berhati hati saat praktikum berlangsung. BAB VPENUTUP Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terhadap kesimpulan sebagai berikut Setelah melakukan percobaan dapat diketahui bahwa pada pelarut aquades jarak pelarut yaitu 4,5 cm, 4,5 cm, dan 4,5 cm. Dengan jarak noda biru 3,5 cm dan 1,5 cm, noda hijau 4,3 cm, 3,4 cm, dan 1,5 cm, dan jarak roda merah 0,7 cm, 2 cm, dan 3 cm. Pada pelarut alkohol jarak pelarut yaitu 1,8 cm, 1,7 cm dan 2 cm. Dengan jarak noda biru 0,5 cm dan 1,2 cm, jarak noda hijau 1,5 cm, 0,5 cm, dan 1 cm, dan jarak noda merah 1,4 cm dan 0,5 cm. Pada pelarut n-heksana jarak larutan yaitu 2,1 cm 2,5 cm dan 1,9 cm. Dengan jarak noda biru 0 cm, noda hijau 0 cm, dan noda merah 90 tinta spidol bersifat polar maka semakin polar pelarut maka akan semakin mudah larut dan jarak migrasi komponen akan semakin jauh. Hal ini dikarenakan prinsip like dissolves like pada pelarut dan zat tinta bila noda tinta dan pelarut memiliki sifat sama polar atau nonpolar maka jarak yang ditempuh mobil terhadap laut akan semakin prinsipnya kromatografi kertas memanfaatkan prinsip like dissolves like dan kapilaritas. Dimana like dissolves like berpengaruh terhadap jarak terhadap pelarut dan kapilaritas berpengaruh terhadap daerah penyerapan terlarut terhadap fasa diam. Saran Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya kita dapat menerapkan metode kromatografi yang seperti kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom. DAFTAR PUSTAKA Basri, Kamus Kimia. Kineka Cipta Jakarta. Chang, Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga Jakarta. Khopkar, 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. ITP Press Bandung. Sastroamidjojo, Kromatografi. Liberty Jakarta.
Percobaanpercobaan dalam laboratorium dapat meliputi berbagai jenis pekerjaan diantaranya mereaksikan bahan-bahan kimia, destilasi, ekstraksi, memasang peralatan, dan sebagainya. Apabila pemanasan yang dipakai adalah penangas air, maka perlu diingat bahwa suhu permukaan bak penangas yang terbuat dari logam, dapat melebihi titik nyala dari – Hallo para pencari ilmu, jumpa kembali dalam artikel di Kali ini akan membahas mengenai Kromatografi. Ada yang sudah mengenal atau pernah mendengar mengenai istilah Kromatografi? Simak penjelasan terlengkapnnya di bawah ini. Pengertian KromatografiSejarah KromatografiJenis-Jenis KromatografiSebarkan iniPosting terkait Pengertian Kromatografi Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahakan komponen berupa molekul yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah. Dengan menggunakan berbagai macam tipe molekul bisa dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom. Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut bisa dianalisis menggunakan detektor atau bisa dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut. Sejarah Kromatografi Kromatografi pertama kali dikenalkan oleh Mikhail Semyonovich Tsvet seorang ahli botani yang berasal dari Rusia pada tahun 1906. Tsvet awalnya menemukan teknik kromatografi dalam penelitian yang dilakukannya untuk memisahkan klorofil dari pigmen-pigmen lain yang terdapat pada tanaman. Pada penelitiannya Tsvet memakai sebuah kolom gelas yang isinya serbuk kalsium karbonant untu memisahkan pigmen tanaman. Kalsium karbonat memiliki fungsi sebagai penyerap adsorben, yang kemudian kolom tersebut dikenal dengan istilah kolom adsorben. Awal perkembangannya kromatografi berkembang sangat lambat selama 20 tahun pertama, namun setelah metoda kromatografi partisi dikenalkan tahun 1952, metoda ini menjadi suatu metoda yang universal. Metoda kromatografi ini banyak dikenalkan dalam bidang kimi aorganik maupun kimia an0rganik, biokimia, kimia bahan pangan, kimia analisa serta bidang lainnya. Selanjutnya kromatografi semakin berkembang dengan dilengkapi perangkat modern yang semakin canggih, yaitu komputer dan alat bantu lain segingga dapat memperluas manfaatnya dalam berbagai disiplin ilmu lainnya. Jenis-Jenis Kromatografi 1. Kromatografi Cair Liquid Chromatography Kromatografi cair merupakan suatu teknik yang sangat tepat untuk memisahkan ion atau molekul yang terlarut dalam suatu larutan. Jika larutan sampel berinteraksi dengan fase stasioner, maka molekul-molekulnya yang ada didalam berinteraski dengan fase stasioner. Tetapi interaksinya berbeda disebabkan adanya perberdaan daya serap adsorption, pertukaran ion ion exchange, partisi partitioning atau ukuran. Jenis Kromatografi Cair yaitu Kromatografi Fase Terbalik Kromatografi fase terbalik merupakan alat analitikal yang kuat dengan perpaduan sifat hidrofobik serta polaritas fase stasioner yang rendah terikat secara kimia pada inert yang padat seperti silika. Metode ini ssering dipakai dalam proses ekstraksi serta untuk memisahkan senyawa yang sering menguap non-volatile. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Kromatografi cair kinerja tinggi mempunyai kinerja yang hampir sama dengan kromatografi fase terbalik. Akan tetapi, metode ini memakai kecepatan dan tekanan yang tinggi. Kolom yang digunakan dalam metode ini lebih pendek serta mempunyai diameter yang kecil, namun dapat menghasilkan beberapa tingkatan equilibrium dengan jumlah yang besar. Size Exclusion Cromatography Metode ini sering disebut dengan gel permetation atau dapat juga disebut dengan filtration cromatography yang digunakan untuk memisahkan serta memurnikan protein. Metode ini sangat cepat dan juga tidak mencampuri berbagai jenis penyerapan. Media kromatografinya seperti gel dan berpori serta dapat memisahkan molekul kecil dan besar. Kromatografi Pertukaran Ion Metode ini sering digunakan dalam memurnikan materi biologis, misalna seperti asam amino, protein, peptida. Dengan menggunakan metode ini dapat dilakukan dengan dua tipe, yaitu ruang datar maupun dalam kolom. Pemisahan dengan menggunakan metode ini sangat selektif dan biaya untuk mengoperasikannya cukup murah serta memiliki kapasitas yang tinggi. Jadi, metode krimatografi pertukaran ion sering digunakan pada awal proses keseluruhan. 2. Kromatografi Kertas Kromatografi kertas yaitu suatu kromatografi yang memakai fase diam kertas yaitu kertas yang terkandung selulosa didalamnya, sedangkan yang dipakai sebagai fase geraknya adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Kertas yang melakukan tindakan sebagai fase diam akan dicelupkan ke dalam sampel atau pelarut, lalu sampel dan pelarut dengan gaya kapilaritas akan terserap dan bergerak keatas. Kromatografi kertas ini dipakai dalam memisahkan tinta, zat pewarna, senyawa tumbuhan misalnya klorofil, make up dan zat lain. 3. Kromatografi Kolom Kromatografi kolom merupakan salah satu jenis kromatografi yang menggunakan kolom gelas pada metodenya. Proses kromatografi jenis ini umumnya dipakai untuk memisahkan pigmen pada tumbuhan. Campuran pigmen lalu dimasukkan pada kolom gelas yang isinya aluminia. Pelarut lalu dialirkan supaya membawa campura melalui kolom. Pigmen akan berjalan turun melalui kolom dengan kecepatan yang tergantung pada kuat atau tidaknya adsorbsi pigmen pada aluminia. Pigmen yang terarsorbsi lemah pada aluminia akan melewati kolom dengan cepat daripada pigmen yang terarsorbsi kuat. Pigmen lalu terpisah dan menjadi satu pada tempat berbeda ketika keluar dari kolom. 4. Kromatografi Lapis Tipis Kromatografi lapis tipis yakni suatu teknik analisis kualitatif berasal dari sampel yang hendak diperiksa dengan memisahkan komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran. Prinsip kerja kromatografi lapis tipis adalah memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang dipakai. Umumnya teknik kromatografi jenis ini memakai plat silika sebagai fase diam dan fase gerak yang dipakai disesuaikan dengan jenis sampel yang hendak dipisahkan. Larutan atau campuran yang dipakai disebut eluen. Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai √ Kromatografi Pengertian, Sejarah, Jenis & Contohnya Lengkap. Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih. Baca Juga Artikel Lainnya Osmosis Adalah Polimer Adalah Sistem Dispersi Difusi Adalah Destilasi Adalah Wadahkaca atau keramik yang kecil Isopropil alkohol (kita bisa gunakan alkohol untuk antiseptik) atau Aseton (bisa kalian dapatkan pada cairan pembersih kuku /kutek) Kertas saring (Bisa menggunakan kertas saring untuk membuat kopi) Pensil dan pengaris Prosedur pecobaan gunakan gunting untuk memotong daun menjadi kecil kira kira sebanyak 1/4 gelas.

Connection timed out Error code 522 2023-06-16 073842 UTC Host Error What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d8164516ece1c96 • Your IP • Performance & security by Cloudflare

laporankromatografi lapis tipis LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ”Kromatografi Lapis Tipis Asam Amino” DOSEN PENGASUH : Drs. Made Sukaryawan, M.Si. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
Pengertian Kromatografi Kromatografi adalah teknik laboratorium dalam memisahkan komponen atau molekul larutan berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase diam dan fase gerak. Fase gerak dapat berupa cairan pada umumnya dan gas sedangkan fase diam dapat berupa padat atau cairan. Kromatografi adalah teknik umum dalam pemisahan senyawa yang dilakukan di laboratorium. Teknik ini umumnya dipelajari pada pelajaran kimia di tingkat sekolah menengah atas atau di perkuliahan. Komponen campuran pada fase gerak bergerak pada fase diam dengan kecepatan berbeda, sehingga menyebabkan campuran tersebut terpisah antara satu dengan yang lainnya. Sifat alami dari fase gerak dan fase diam yang akan menentukan komponen yang terpisah tersebut bergerak lebih cepat atau lebih lambat. Perbedaan waktu gerak ini disebut waktu retensi. Sejarah Kromatografi Kromatografi pada awalnya digunakan dalam pemisahan zat warna kimia pada kain. Pada abad ke 19 beberapa ilmuwan Jerman melakukan pengujian untuk mengetahui lebih dalam fenomena pemisahan ini. Penemuan teknik kromatografi disepakati bahwa penemu awalnya adalah Mikhail dikarenakan dia pada tahun 1901 mengenali fenomena dasar fisiko kimia dari pemisahan ini. Mikhail S. Tsev mengaplikasikan secara rasional dan tersusun bagaimana pemisahan warna pigmen tanaman yaitu klorofil dan karetonoid. Dengan pemahaman teknik dasar ini akhirnya kromatografi berkembang sekarang ini dalam berbagai bentuk seperti kromatografi lapis tipis, kromatografi kolom, kromatografi gas dan lain-lain. Jenis-Jenis Kromatografi 1. Kromatografi Kertas Kromatografi kertas adalah kromatografi paling umum. Kromatografi ini menggunakan kertas sebagai fase diam. Gaya kapiler pada kertas yang basah berfungsi menarik cairan melewati kertas dan memisahkan campuran. Prinsip kromatografi kertas ialah adsorbsi dan kepolaran, dimana adsorbsi didasarkan pada panjang komponen dalam campuran yang diadsorbsi pada permukaan fase diam dan kepolaran komponen, berpengaruh karena komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut jika memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan migrasi pada fase diam dan fase gerak. Metode kromatografi kertas ini digunakan karena pelarutan yang dipakai tidak perlu alat-alat yang teliti dan mahal. Dimana hasil-hasil yang lain dapat diperoleh dengan peralatan dan materi-materi yang sederhana. Jadi dengan metode kromatografi kertas, kita sudah dapat melakukan percobaan dengan hasil yang baik. Prinsipnya pun adsorbs dan kepolaran, dimana adsorbs didasarkan pada panjang komponen dalam campuan yang diadsorbsi pada permukaan fase diam dan kepolaran, dimana adsorbs didasarkan pada panjang komponen yang berpengaruh, karena komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut jika memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan migrasi pada fase gerak 2. Kromatografi Lapis Tipis Kromatografi lapis tipis atau KLT menggunakan material absorben rata berupa gelas atau pelat plastik. Biasanya pelat datar yang digunakan adalah silika sebagai fase diam sedangkan fase gerak adalah cairan organik. Metode ini sederhana dan cepat untuk mengecek kemurnian dari komponen organik. Kromatografi jenis ini digunakan untuk mendeteksi pestisida atau residunya. Untuk mendeteksi pemisahan campuran dapat dilakukan penyemprotan reagen untuk melihat pemisahannya. Reagen dapat menyebabkan pemisahannya campuran berwarna sehingga jelas atau regen flourensi berpendar yang dilihat dibawah sinar ultra violet. 3. Kromatografi Kolom Kromatografi kolom adalah teknik yang digunakan untuk mengisolasi komponen kimia dari ccampuran. Kromatografi kolom dapat memisahkan substansi kimia berdasarkan perbedaan adsorbsi dari komponen pada absorben. Pada kromatografi kolom, campuran yang akan dipisahkan diletakkan pada bagian atas kolom penjerat yang berada dalam tabung kaca, tabung logam, atau tabung plastik. Kolom kromatografi tabung untuk pengaliran karena gaya tarik bumi gravitasi atau sistem bertekanan rendah biasanya terbuat dari kaca ynag dilengkapi dengan keran jenis tertentu oada bagian bawahnya untuk mengatur aliran pelarut. Skeamatik Kromatografi Kolom Kromatografi kolom adsorbsi merupakan salah satu contoh dari kromatografi cair-padat yang termasuk teknik tertua yang dioperasikan berdasarkan retensi terlarut pada permukaan adsorben. Pada kromatografi adsorbsi, fase stationernya terdiri atas zar padat dan fase geraknya terdiri dari zar gas atau cair. Yang temasuk dalam kromatografi cair-padat adalah kromatografi kolom adsorbsi, kromatografi gas, dan kromatografi lapis tipis. Kromatografi kolom memiliki peranan yang sangat luas dalam berbagai bidang, misalnya dalam penentuan kualitatif atau kuantitatif suatu senyawa. Metode ini juga diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin, dan molekul penting lainnya. Kelebihan kromatografi kolom Dapat digunakan untuk analisis dan aplikasi preparatif Menetukan jumlah komponen campuran Untuk pemisahan pemurnian Murah dan mudah, menggunakan alat yang sederhana Kekurangan kromatografi kolom Membutuhkan kemampuan dalam teknik Penyiapan kolom yang sesuai perlu waktu lama Kurang akurat dalam penetapan kuantitatif komponen senyawa 4. Kromatografi Gas Kromatografi gas adalah teknik pemisahan kromatografi untuk memisahkan komponen kimia dari sampel campuran dan mendeteksi jumlahnya. Untuk pemisahan sampel tersebut diuapkan dan dibawa oleh gas yang dilewatkan pada fase diam. Untuk dapat dianalisis dengan kromatografi gas, sampel harus mudah menguap dan tahan terhadap pemanasan sehingga tidak rusak selama analisis. Untuk zat yang tidak berbentuk gas harus dimodifikasi terlebih dahulu agar bisa menguap menjadi gas baru bisa dipisahkan dan deteksi. Gas yang berfungsi membawa campuran adalah gas indert seperti nitrogen atau helium. Berdasarkan fasa diamnya, kromatografi gas dibagi menjadi dua bagian yaitu Gas Liquid Chromatography GLC, fasa diamnya berwujud cair. Cairan tersebut merupakan cairan yang tidak mudah menguap yang melekat pada padatan pendukung yang inert berupa butiran halus. Prinsip pemisahannya perbedaan partisi komponen-komponen dari suatu sampel di antara fasa diam dan fasa gerak. Gas Solid Chromatography GSC, fasa diamnya berwujud padat. Padatan yang digunakan misalnya karbon, zeolit dan silika gel. Prinsip pemisahannya berdasarkan adsorpsi terhadap fasa diam. Diagram Kromatografi Gas Kromatografi gas secara luas digunakan untuk berbagai industri dari makanan, minuman, farmasi dan penelitian. Kromatografi gas biasanya dilengkapi dengan spektrofotometer massa atau disebut GC-MS. Spektrometer massa digunakan untuk identifikasi komponen kimia. Mekanisme kerja kromatografi gas adalah sebagai berikut, gas dalam silinder baja bertekanan tinggi dialirkan melalui kolom yang berisis fasa diam. Cuplikan berupa campuran yang akan dipisahkan, biasanya dalam bentuk larutan, disuntikan ke dalam aliran gas tersebut. Kemudian cuplikan dibawa oleh gas pembawa ke dalam kolom dan di dalam kolom terjadi proses pemisahan. Komponen-komponen campuran yang telah terpisahkan satu persatu meninggalkan kolom. Suatu detector diletakan di ujung kolomuntuk mendeteksi jenis maupun jumlah komponen campuran. Hasil pendeteksian direkam dengan recorder dan dinamakan kromatogram yang terdiri dari beberapa peak. Jumlah peak yang dihasilkan menyatakan jumlah komponen senyawa yang terdapat dalam campuran. Sedangkan luas peak bergantung kepda kuantitas suatu komponen dalam campuran. Karena peak-peak dalam kromatogram berupa senyawa segitiga maka luasnya dapat dihitung berdasarkan tinggi dan lebar peak tersebut. Keuntungan-keuntungan dari Kromatografi Gas antara lain Kromatografi Gas akan memisahkan campuran-campuran yang mengandung banyak komponen dengan perbedaan titik didih rendah. Analisis cepat biasanya 10 -15 menit Sensitif dengan detektor ppm, low ppm. ppb Bisa dipakai untuk menganalisis berbagai macam campuran, hidrokarbon, obat, pestisida, gas-gas dan steroid-steroid. Mudah dioperasikan dan tekniknya terpercaya. Volume yang diperlukan sangat kecil 1 – 10 μl Baik pada analisa kualitatif dan kuantitatif Hasilnya mudah ditafsirkan 5. Kromatografi Cair Kromatografi cair adalah teknik pemisahan dimana sampel dilarutkan dalam cairan dan dilewatkan fase diam yang biasanya terbuat dari silika. Beberapa jenis kromatografi cairan seperti fase normal dan fase terbalik. Salah satu jenis yang paling umum adalah HPLC. 6. Kromatografi Pertukaran Ion Kromatografi pertukaran ion adalah teknik pemisahan menggunakan perbedaan muatan antara sampel dalam fase gerak dengan muatan pada fase diam. Kromatografi jenis ini biasanya digunakan untuk permurnian biomolekul. Semoga Bermanfaat Salam apt M. Fithrul Mubarok, M. Farm Referensi [adsforwp id=”14493″] Fithrul Mubarok, adalah Blogger Professional Farmasi Industri pertama di Indonesia, pendiri dan pengarang dari sebuah blog farmasi industri satu-satunya di Indonesia. Anda dapat berlangganan subscribe dan menfollow blog ini untuk mendapatkan artikel terkait farmasi industri. Email [email protected] WhatsApp/WA 0856 4341 6332
Jikadalam suatu percobaan melibatkan bahan kimia yang meghasilkan gas berbahaya, maka peneliti tersebut harus menggunakan . SD Matematika Bahasa Indonesia IPA Terpadu Penjaskes PPKN IPS Terpadu Seni Agama Bahasa Daerah
Laporan Praktikum Kimia Dasar Pemisahan dan Pemurnian Laporan Praktikum Kimia Dasar Pembuatan Larutan Laporan Praktikum Kimia Dasar Kromatografi Laporan Praktikum Kimia Dasar Stoikiometri Laporan Praktikum Kimia Dasar Laju Reaksi Laporan Praktikum Kimia Dasar Sifat-Sifat Unsur BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Praktikum BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB Iii METODOLOGI PERCOBAAN Alat dan Bahan Alat – alat Bahan – bahan Prosedur Percobaan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Hasil Pengamatan Perhitungan Pelarut Aquadest Pelarut Alkohol Pembahasan BAB 5 PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kromatografi adalah salah satu bentuk metode pemisahan campuran dimana metode ini menggunakan sistem dua fase, yakni fase diam dan fase gerak. Fase diam pada umumnya berupa padatan sedangkan fase gerak merupakan cairan atau gas. Kromatografi dapat digunakan pada skala kecil seperti laboratorium. Kromatografi dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada jenis fase gerak dan mekanisme pemisahannya. Jika ditinjau dari fase geraknya meliputi kromatografi cair, kromatografi gas, kromatografi adsorpsi, dan kromatografi partisi. Jika ditinjau dari mekanismenya meliputi kromatografi pertukaran ion dan kromatografi gel. Jika ditinjau dari fase stasionernya berupa kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis, dan kromatografi kertas. Dalam kromatografi pemisahan komponen komponennya dapat kita lihat dengan cara menghitung faktor retensi Rf. Rf itu sendiri adalah nilai dari pembagian jarak tempuh komponen terhadap jarak tempuh pelarutnya. Harga Rf dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis pelarutnya, suhu, sifat dari campuran itu sendiri, serta properti dari fase diamnya. Seperti misalnya dalam kromatografi kertas jenis kertas yang digunakan mempengaruhi harga Rf nantinya. Kromatografi memiliki peran besar dalam industri yang berbasiskan ilmu kimia terutama dalam bidang industri kimia seperti pembuatan pupuk, pestisida, dan insektisida seperti Dichloro-diphenyl-trichloroethane di air tanah dan PCB polychlorianated biphenyls. dikeluarkan dengan bantuan kromatografi lapis tipis. Oleh karena itu perlu kita lakukan praktikum kali ini untuk mengetahui komponen-komponen dan dari tinta spidol biru hijau dan merah saat dipisahkan dengan teknik kromatografi kertas mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap hasil kromatografi dan mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas. Tujuan Praktikum Untuk mengetahui jarak masing-masing benda setelah pelarut merembet ke atas. Untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap hasil kromatografi. Untuk mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang didasarkan pada perbedaan partisi zat pada fase diam dan fase gerak. Tujuan kromatografi preparatif biasanya untuk memisahkan senyawa dalam campuran dan kromatografi analitik digunakan untuk mengetahui perbandingan senyawa dalam suatu campuran. Kromatografi dibagi menjadi dua yaitu kromatografi preparatif dan kromatografi analitik. Dan juga memang terdapat banyak metode pemisahan tetapi kromatografi sendiri dikerjakan dan lebih sering dilakukan karena metode ini dapat dilakukan dengan sederhana dan cepat yaitu hanya dengan beberapa menit saja dan hanya menggunakan peralatan yang relatif sederhana Sastroamidjojo, 1985. Kromatografi juga merupakan suatu metode pemisahan yang belakangan ini banyak digunakan. Dibandingkan dengan metode lain seperti destilasi, kristalisasi, ekstraksi, pengendapan, dan lain sebagainya. Kromatografi mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan hal yang lebih sederhana terutama penggunaan waktu yang singkat, mempunyai kepekaan yang tinggi, serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi. Metode ini dapat digunakan bila metode lain tidak dapat atau sulit dilakukan misalnya karena jumlah cuplikan yang sangat sedikit ataupun campuran yang kompleks Chang, 2005. Fase diam Fase Stasioner dan fase gerak mempunyai arti masing-masing. Fase diam merupakan salah satu fase komponen yang penting di mana terjadinya perbedaan kromatografi karena adanya interaksi dengan fase diam yang menyebabkan terjadinya perbedaan waktu retensi Rf dan terpisahnya komponen-komponen dari suatu senyawa. Fase gerak merupakan pembawa anlit dapat bersifat berinteraksi dengan analitik tersebut. Fase gerak dapat berupa bahan cair dan berupa gas yang umumnya dapat dipakai sebagai gas nyawa yang mudah menguap. Fase diam juga merupakan proses yang dilalui oleh fase gerak untuk mengetahui jarak antara noda dengan jarak pelarutnya Basri,2003. Kromatografi sendiri juga bisa dibedakan menjadi beberapa jenis didasarkan pada teknik kerja yang dapat digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut i. Kromatografi kolom merupakan metode terbaik untuk melakukan pemisahan campuran dalam jumlah yang besar di mana fase gerak nya dapat berupa zat cair dan fase diam nya dapat berupa zat padat. ii. Kromatografi kertas adalah kromatografi yang merupakan teknik suatu pemisahan di mana fase diam nya berupa zat cair. Salah satu zat padat dapat digunakan untuk menyokong fase diam yaitu contohnya bubuk dilakukan pemisah antara asam amino dan peprida. Peprida yang merupakan hasil hidroksida protein dengan suatu cara di mana kolom yang berisi bubuk diganti dengan lembaran-lembaran kertas dan kemudian diletakkan dalam bejana tertutup yang berisi oleh uap penuh. Larutan ini adalah air yang di sokong oleh molekul selulosa dari kertas tersebut. Fase gerak ini biasanya merupakan campuran dari satu atau dari lebih dari satu Pelarut atau beberapa organikdan air. 3. Kromatografi gas merupakan metode kromatografi yang dinamis untuk memisahkan dan sebagai pendeteksi senyawa senyawa yang mudah menguap dalam suatu campuran. Pemisahan pada kromatografi gas ini didasarkan senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solute dengan fase diam yang terjadi fase gerak pada kromatografi gas ini dapat berupa gas yang akan mengetahui solute dari ujung kolom lalu akan menghantarkan kepada detektor yang ada. 4. Kromatografi lapis tipis merupakan suatu proses pemisahan yang di mana terdapat fase gerak yang dapat berupa zat cair, sedangkan fase diam nya berupa zat padat. Pada Kromatografi lapis tipis ini, berfungsi untuk pemisahan secara kuantitatif yang cepat dan sering digunakan dengan menggunakan mikroskop Khopkar, 2008. Kromatografi sendiri bekerja dengan satu prinsip dasar yaitu jumlah zat yang berbeda-beda untuk masing- masing komponen pada waktu tertentu. Pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi ini dapat terjadi antara fase atau apabila suatu molekul maupun senyawa nya memiliki sifat- sifat yang berbeda, diantaranya adalah memiliki kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut, memiliki sifat kelarutan atau sifat untuk berkaitan yang berbeda, dan memiliki sifat mudah menguap pada temperatur yang berbeda pula Basri, 2003. Terdapat beberapa faktor yang dapat mengin pengaruhi nilai Rf Kromatografi kertas, Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut a PelarutNilai Rf Sendiri juga disebabkan oleh pentingnya koefisien dari suatu partisi, maka perubahan yang sangat kecil dalam komposisi suatu Pelarut dapat menyebabkan perubahan harga Rf. Maka dari itu komposisi dari suatu Pelarut juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi harga faktor retensi. b SuhuSuhu juga dapat mempengaruhi harga faktor Atensi karena perubahan yang terjadi pada suhu juga dapat merubah suatu koefisien partisi dan juga kecepatan aliran. c Ukuran dari bejanaRedensi Perambatan lebih lama seperti perubahan komposisi Pelarut sepanjang kertas, maka kau efisien dari komposisi mempengaruhi harga Rf. d KertasPengaruh utama dari kertas yang dapat mempengaruhi harga Rf adalah karena timbulnya perubahan ion dan serapan yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas sangat mempengaruhi kecepatan aliran dan juga sangat mempengaruhi pada keseimbangan-keseimbangan partisi itu sendiri. e Sifat dan CampuranBerbagai senyawa mengalami partisi di antara volume-volume yang sama dari Fase tetap dari bergerak Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik Dari Kelarutan satu terhadap lainnya hingga terhadap harga Rf.Chang, 2005. BAB III METODOLOGI PERCOBAAN Alat dan Bahan Alat – alat Gelas kimia 100 Ml Penjepit tabung Reaksi Gunting Penggaris Pensil Stopwatch Bulb Pipet volume 10 mL Botol semprot Bahan – bahan Tinta spidol biru Tinta spidol hijau Tinta spidol merah Kertas saring Aquadest Alkohol n-heksana Prosedur Percobaan Dipotong kertas persegi panjang kertas saring dengan panjang 10 cm dan lebar 2 cm Diberi garis batas sekitar one cm dari batas bawah dan batas atas kertas Diberi noda titik titik spidol warna biru pada garis batas bawah. Dimasukkan kertas tersebut kedalam gelas kimia yang telah diisi dengan aquadest yang tinnginya sekitar 0,5 cm sedemikian rupa sehingga posisi kertas tercelup dengan aquadest Dibiarkan hingga aquadest merembes naik selama 3 menit, hingga ane cm di bawah batas atas kertas, ambil dan keringkan. Diukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen-komponen noda yang terpisahkan. Dihitung harga Rf dari masing-masing noda. Diulangi langkah diatas untuk tinta warna hijau dan merah. Diulangi langkah diatas pula dengan menggunakan pelarut masing-masing alkohol dan northward-heksana. BAB Iv HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Hasil Pengamatan Tabel Hasil Pengamatan Perhitungan Pelarut Aquadest a. Tinta Biru Noda Biru \brainstorm{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,777 \end{aligned} Noda Ungu \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \infinite yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \infinite pelarut} = 0,333 \finish{aligned} b. Tinta Hijau Noda Biru \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \infinite komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 934 \terminate{aligned} Noda Hijau \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space pelarut} = 0,739 \end{aligned} Noda Kuning \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \infinite ditempuh \space pelarut} = 0,326 \end{aligned} c. Tinta Merah Noda Merah Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,155 \cease{aligned} Noda Jingga \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,444 \finish{aligned} Pelarut Alkohol a. Tinta Biru Noda Biru Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \infinite pelarut} = 0,277 \end{aligned} Noda Biru Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,333 \end{aligned} b. Tinta Hijau Noda Biru Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \infinite komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,882 \stop{aligned} Noda Hijau Muda \brainstorm{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,294 \stop{aligned} Noda Hijau Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,588 \end{aligned} c. Tinta Merah Noda Merah Muda \brainstorm{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \infinite komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,7 \end{aligned} Noda Jingga \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,25 \cease{aligned} Pelarut north-heksana a. Tinta Biru Noda Biru Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \infinite pelarut} = 0 \end{aligned} b. Tinta Hijau Noda Hijau Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \space pelarut} = 0 \finish{aligned} c. Tinta Merah Noda Merah \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0 \end{aligned} Pembahasan Kromatografi kertas merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk memisahkan zat atau bahan kimia yang telah tercampur dan berwarna, terutama pigmen. Hal ini juga dapat digunakan untuk menganalisis warna primer atau Sekunder pada percobaan dengan menggunakan tinta. Pada praktikum kali ini, kromatografi dilakukan pemisahan komponen- komponen warna yang berbeda. Dalam praktikum kali ini, digunakan warna merah, biru, dan hijau. Pada praktikum kali ini, dilakukan tiga kali percobaan. Percobaan pertama menggunakan bahan pelarut aquades dengan cara mencelupkan kertas yang sudah dipotong dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar two cm. Serta telah diberi garis batas dengan jarak 1 cm dari batas bawah. Kemudian, diberi noda pada garis tersebut dan ditunggu selama kurang lebih 3 menit. Pada percobaan pertama, tinta biru menghasilkan noda berwarna biru dan ungu. Tinta hijau menghasilkan noda berwarna biru, hijau, dan kuning. Tinta merah menghasilkan noda berwarna merah jambu, jingga, dan kuning. Pada percobaan kedua, dilakukan langkah langkah yang sama seperti pada percobaan pertama, namun dengan menggunakan alkohol sebagai pelarutnya. Pada percobaan kedua, tinta biru menghasilkan noda biru muda dan biru tua, tinta hijau menghasilkan noda berwarna biru muda, hijau muda, dan hijau tua. Tinta merah menghasilkan noda berwarna merah jambu dan jingga. Pada percobaan yang ketiga, Dilakukan langkah yang sama, dan n-heksana Yang berperan sebagai pelarutnya. Tinta biru menghasilkan noda berwarna biru, tinta hijau menghasilkan sudah berwarna hijau, dan tinta merah menghasilkan noda berwarna merah. Pada praktikum kali ini, didapatkan hasil perhitungan Rf yaitu pada percobaan pertama noda biru sebesar 0,777, noda ungu sebesar 0,333. Pada tinta hijau dihasilkan Rf dari noda biru sebesar 0,934, noda hijau sebesar 0,739, dan noda kuning sebesar 0,326. Pada tinta merah, dihasilkan iii Rf, Yang pertama noda merah jambu sebesar 0,155, noda jingga sebesar 0,444, dan noda kuning sebesar 0,666. Kedelapan Rf tadi merupakan Pelarut aquades. pada pelarut alkohol, Dihasilkan tujuh nilai Rf. Pada tinta biru, noda biru muda memiliki nilai Rf sebesar 0,277, dan noda biru tua sebesar 0,666. Pada tinta hijau, dihasilkan 3 Rf, yaitu noda biru muda sebesar 0,802, noda hijau muda sebesar 0,294, dan noda hijau tua sebesar 0,588. Pada pelarut n-heksana, diperoleh tiga harga Rf yaitu noda biru tua bernilai 0, noda hijau tua juga 0, dan noda merah memiliki Rf sebesar 0. Prinsip percobaan pada praktikum kali ini adalah prinsip like dissolves like. Prinsip ini merupakan sebuah prinsip kelarutan dimana suatu zat hanya akan larut pada Pelarut yang sejenis. Dengan kata lain, zat yang bersifat polar hanya akan larut pada pelarut yang pulang juga dan begitu juga dengan zat non polar yang hanya akan larut pada pelarut yang not polar juga. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai Rf yaitu sebagai berikut a Pelarutb Ukuran dari bejanac Kertasd Sifat dari campuran Dalam praktikum kali ini, terdapat alat-alat yang memiliki fungsi yaitu, gelas kimia 100 ml yang berfungsi sebagai tempat atau wadah pelarut, penjepit tabung yang berfungsi untuk menjepit kertas sarung saat akan diciptakan kedalam pelarut, pensil berfungsi untuk membuat garis batas bawah pada kertas saring, penggaris berfungsi untuk mengukur ukuran kertas saring, gunting berfungsi untuk memotong kertas saring yang diukur, stopwatch digunakan untuk menghitung waktu, pipet volume berfungsi untuk mengambil x ml larutan, bulb merupakan pasangan pipet volume untuk mengambil larutan. Dalam praktikum kali ini, terdapat bahan bahan yang memiliki fungsi yaitu tinta spidol merah, biru, dan hijau berfungsi sebagai noda yang akan bergerak saat proses kromatografi berlangsung. Kertas saring sebagai tempat berjalannnya noda, aquades berfungsi sebagai pelarut, alkohol sebagai pelarut, & n-heksana juga berfungsi sebagai pelarut dalam percobaan kali ini. Fungsi perlakuan dalam percobaan kromatografi kali ini antara lain diukurnya kertas Saring dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 2 cm berfungsi agar masing masing kertas saring memiliki ukuran yang sama. Diberi noda atau pada kertas saring menggunakan tinta spidol juga untuk menentukan sampel komponennya. Dimasukkan kertas saring ke dalam gelas kimia 100 ml untuk memulai proses penguraian. Menggunakan berbagai macam pelarut yang berbeda adalah untuk dapat mengetahui sifat dan perubahan warna dan diukur. Menggunakan penggaris adalah untuk mengetahui jarak yang ditempuh komponen dan Pelarut setelah proses telah terjadi. Faktor kesalahan yang terjadi dalam praktikum kali ini adalah saat akan mencelupkan kertas saring ke dalam gelas kimia yang sudah diisi dengan aquades 10 ml, kertas saring menempel pada dinding kelas kimia, sehingga pada saat aquades merembes naik ke atas kertas saring, komponen menyebar tidak merata dan hasilnya kurang akurat, sehingga praktikkan harus mengulang lagi proses mencelupkan kertas saring nya. Hal ini terjadi karena kurangnya berhati hati saat praktikum berlangsung. BAB V PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terhadap kesimpulan sebagai berikut Setelah melakukan percobaan dapat diketahui bahwa pada pelarut aquades jarak pelarut yaitu four,v cm, 4,5 cm, dan iv,5 cm. Dengan jarak noda biru 3,v cm dan 1,five cm, noda hijau four,3 cm, iii,4 cm, dan 1,5 cm, dan jarak roda merah 0,vii cm, 2 cm, dan 3 cm. Pada pelarut alkohol jarak pelarut yaitu one,8 cm, one,7 cm dan 2 cm. Dengan jarak noda biru 0,5 cm dan 1,2 cm, jarak noda hijau i,v cm, 0,5 cm, dan 1 cm, dan jarak noda merah 1,4 cm dan 0,5 cm. Pada pelarut n-heksana jarak larutan yaitu 2,1 cm two,5 cm dan 1,nine cm. Dengan jarak noda biru 0 cm, noda hijau 0 cm, dan noda merah ninety cm. Karena tinta spidol bersifat polar maka semakin polar pelarut maka akan semakin mudah larut dan jarak migrasi komponen akan semakin jauh. Hal ini dikarenakan prinsip similar dissolves similar pada pelarut dan zat tinta bila noda tinta dan pelarut memiliki sifat sama polar atau nonpolar maka jarak yang ditempuh mobil terhadap laut akan semakin jauh. Pada prinsipnya kromatografi kertas memanfaatkan prinsip like dissolves like dan kapilaritas. Dimana similar dissolves like berpengaruh terhadap jarak terhadap pelarut dan kapilaritas berpengaruh terhadap daerah penyerapan terlarut terhadap fasa diam. Saran Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya kita dapat menerapkan metode kromatografi yang seperti kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom. DAFTAR PUSTAKA Basri, Kamus Kimia. Kineka Cipta Jakarta. Chang, Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga Djakarta. Khopkar, 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. ITP Press Bandung. Sastroamidjojo, Kromatografi. Freedom Dki jakarta.
proseduryang sama. 2.3.2 Analisis Produk Peralatan kromatografi gas menggunakan detektor FID, kolom HP-5 dengan panjang kolom 30 meter. Kondisi peralatan gas kromatografi adalah sebagai berikut : suhu kolom 35oC, initial time 6 menit, dengan laju kenaikan suhu 4oC/menit sampai 100oC, dilanjutkan dengan kenaikan

Peralatan Kimia Yang Dipakai Dalam Percobaan Kromatografi Adalah. Hplc high performance liquid chromatography 7. Alat ini digunakan untuk mencampur, mengaduk, dan. ppt kromatografi kolom from Biasa yang dipergunakan untuk titrasi adalah ukuran 250 ml agar mudah dipegang dan lebih mudah melihat analit. Kromatografi adalah salah satu jenis pemisahan. Alat ini digunakan untuk mencampur, mengaduk, dan. Kromatografi Merupakan Suatu Metoda Pemisahan Yang Belakangan Ini Banyak Digunakan. Peralatan kimia yang dipakai dalam percobaan kromatografi adalah. Pemisahan pada kromatografi gas ini didasarkan senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solute dengan fase diam yang terjadi fase gerak pada kromatografi gas ini dapat berupa gas yang akan mengetahui solute dari ujung. Gelas adalah wadah umum di sebagian besar laboratorium. Kromatografi Adalah Suatu Teknik Pemisahan Molekul Berdasarkan. Kromatografi kertas merupakan metode analitik yang digunakan untuk memisahkan bahan kimia berwarna, terutama juga dapat digunakan untuk memisahkan warna primer atau. 40 nama alat laboratorium kimia dan penjelasannya. Bila air diadsorbsikan pada kertas,â. Kromatografi Adalah Teknik Laboratorium Dalam Memisahkan Komponen Atau Molekul Larutan Berdasarkan Perbedaan Pola Pergerakan Antara Fase Diam Dan Fase Gerak. Alat ini digunakan untuk mencampur, mengaduk, dan. Kromatografi adalah salah satu jenis pemisahan. Meskipun lab yang berbeda akan memiliki seperangkat alat yang berbeda, ada beberapa peralatan lab yang. Beberapa Peralatan Yang Umum Dipakai Di Laboratorium Adalah Biasa yang dipergunakan untuk titrasi adalah ukuran 250 ml agar mudah dipegang dan lebih mudah melihat analit. Pada pemisahan kromatogrfi dengan teknik kromatografi yang dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa Dalam hal ini fase diam tidak boleh larut dalam fase gerak. Dilakukan Beberapa Pengerjaan Yang Parallel, Rfnya Tidak Boleh Berbeda Lebih Dari 0,02 Khopkar, 2008. Oleh ilmu kimia diposting pada 28 maret 2022. Walaupun agak tidak terlalu jelas, kontribusi kromatografi pada perkembangan kimia modern tidak dapat dipandang rendah. Gelas kimia beaker glass, berbagai ukuran yang ditulis di bagian luar, ukuran ini sesuai dengan kapasitas.

Praktikumdan percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktekum IDK kimia yang berjudul Kromatografi ini adalah, kertas saring sebagai pengganti .
  • kg8a7be32v.pages.dev/340
  • kg8a7be32v.pages.dev/54
  • kg8a7be32v.pages.dev/57
  • kg8a7be32v.pages.dev/337
  • kg8a7be32v.pages.dev/287
  • kg8a7be32v.pages.dev/72
  • kg8a7be32v.pages.dev/265
  • kg8a7be32v.pages.dev/363
  • kg8a7be32v.pages.dev/202
  • peralatan kimia yang dipakai dalam percobaan kromatografi adalah